CHAMPS 2015 Ke-5
Assalamu’alaikum Wr.Wb
CHAMPS udah menginjak minggu ke-5
CHAMPS minggu ke-5 ini tidak seperti biasanya, yang biasanya di lakukan
pagi hari kini dilaksanakan siang hari lebih tepatnya pukul 14.00 WIB. Dimulai
seperti biasanya, apel dan pengecekan penugasan yang di tentukan minggu lalu.
Karena dilakukan disiang hari banyak peserta CHAMPS 2015 yang pingsan saat
pengecekan penugasan di lapangan belakang UISI. Setelah selesai pengecekan,
kami para peserta di persilahkan untuk melakukan sholat ashar terlebih dahulu
sebelum memasuki materi pengenalan budaya gresik.
Di CHAMPS kali ini, kami di perkenalkan dengan sebuah karya seni mirip
lampion yang diberi nama Damar Kurung. Damar Kurung sendiri adalah salah satu
aset penting dari kota gresik dan salah satu pelukis terkenal damar kurung
adalah Mas Mundarilah, beliau mumbuat lukisan/seni lampion dari kayu yang
diberi gambar kegiatan masyarakat kota Gresik alias Damar Kurung.
Setelah membuat Damar Kurung, kami diberi waktu untuk melaksanakan sholat
maghrib terlebih dahulu sebelum dikenalkan dengan karya yang dimiliki oleh kota
gresik. Sholat maghrib pun selesai dilakukan, kami para peserta CHAMPS 2015
diperintahkan untuk menuju ke lapangan untuk menyaksikan karya-karya anak
gresik. Dan kita diperlihatkan story movie dari GRESIK MOVIE, dan juga kami
diperkenalkan dengan Gresik inspirasi. Gresik inspirasi adalah sebuah
organisasi mulia yang membantu, menghibur, dan memberi pelajaran untuk
memotivasi masyarakat kota Gresik agar lebih peduli sesama dan sekaligus
mencerdaskan anak tunas-tunas bangsa Indonesia. Kami menyaksikan dengan penuh
semangat dan keharuan serta kebanggan kepada Gresik inspirasi melalui short
filmnya. Sampai akhirnya kami puas untuk CHAMPS hari itu, meski lelah dari
siang hari sampai malam hari pukul 21.00 WIB. Banyak pelajaran yang kami
dapatkan pada kegiatan CHAMPS hari itu.
Tradisi Budaya Asli Gresik
Malam Selawe
Malam Selawe menjadi
sebuah tradisi khas bulan ramadhan di kota Gresik, selain menandakan
perburuan lailatul qadar. Malam selawe biasanyahari ke-24 ramadhan yang
diadakan di makam Sunan Giri. Tradisi malam selawe atau menjelang hari ke 25
ramadhan bisa dibilang malam puncak ramdhan banyak peziarah yang datang ke
Makam Sunan Giri , mulai dari anak kecil, remaja, sampai orang yang tua dan
lanjut usia. Mereka tak hanya dtang dari daerah Gresik dan sekitarnya tapi dari
peziarah luar daerah, bahkan luar pulau.
Para peziarah berbaur menjadi satu untuk ikhtiar,berdoa, mengaji, dengan
harapan mendapat berkah . Selain itu para peziarah juga berharap mendapat malam
yang sangat istimewa yang datang hanya sekali dalam setahun, dan orang yang
beruntung akan mendapatkannya yakni malam Lailatul Qadar. Harapan
itu menjadi suguhan yang utama dibenak para peziarah.
Adanya tradisi Malam Selawe tak diketahui sejak kapan adanya, akan
tetapi sudah diwariskan secara turun temurun sejak zaman Sunan Giri. SElain itu
menjadi cerita dari mulut-ke mulut sampai sekarang. Selain itu, malam 25 pada
bulan ramadhan merupakan saat dimana Kanjeng Sunan Giri bertemu dengan malam
Seribu Bulan.
Selain itu banyak pularatusan PKL yang mengais rezeki sepanjang jalan Sunan
Giri hingga lokasi makam Sunan Giri. . Mereka rutin datang mengais rezeki pada
kegiatan tahunan yang masuk dalam kalender wisata Gresiik berupa festival Malam
Selawe.Mereka berjualan pakaian, makanan, khas gresik, jajanan,Asesoris,,dll.
Dengan jumlah peziarah yang banyak dan PKL yang membludak disebelah kanan-kiri
sepanjang satu kilometer menuju makam Sunan Giri ditutup untuk kendaraan umum .
Untuk sampai ke makam kita harus jalan kaki, perlu diingat, semakin malam semakin
banyak jumlah peziarah yang datang un tuk peziarah, semakin berdesak-desakan
pula.
Agaknya nilai tradisi malam selawe ini mulai bergeser menjadi pasar malam di
bulan yang spesial . Tidak hanya sekedar untuk berziarah, malam selawe juga
dimanfaatkan oleh kawula muda untuk berpacaran atau sekedar jalan bersama
pacar, hal semacam ini sebenarnya tak boleh dilakukan. Semoga kita selalu ingat
dan selalu mendapat hidayah dari Allah SWT.
Pasar Bandeng
Satu satu tradisi warisan
Walisongo yang hingga kini masih dilestarikan. Yaitu tradisi menggelar Pasar
Bandeng di pusat kota Gresik. Tradisi ini pertama kali diadakan oleh Sunan Giri
untuk mengangkat perekonomian rakyat setempat.Dua dari sembilanWalisongo
penyebar agama islam yang berada di Gresik sangat berpengaruh dalam membangun
tatanan budaya masyarakat Gresik. Keduanya adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim
dan Raden Paku atau Sunan Giri.Melalui jalan perdagangan, Ainul Yaqin, nama
kecil Sunan Giri melakukan da’wah kepada masyarakat. Kala itu, di abad 15 Sunan
Giri mulai membantu perekonomian masyarakat dengan cara mengolah dan memasarkan
hasil bumi. Hingga kini, masyarakat masih melestarikan warisan Suna Giri yaitu
dengan membuat dan menjuala kue pudak dan penyelenggaraan pasar bandeng
Tradisi Pasar Bandeng (prepekan cilik dan prepekan gede) Yang diadakan dua hari
sebelum Hari Raya Lebaran atau malam 29 ramadhan seharusnya menjadi ajang
pengenalan hasil produksi masyarakat Gresik dan untuk menegaskan kembali
hubungan erat antara tradisi agama dan ekonomi.
Selama dua hari itu penduduk Gresik yang mempunyai tambak bandeng
berlomba-lomba umtuk menjual hasil panen Bandengnya ke Pasar Bandeng
ini.Tradisi Pasar Bandeng merupakan persiapan masyarakat dalam menghadapi Hari
Raya Lebaran. Di pasar bandeng tak hanya ikan bandeng yang dijual tidak,ada
ikan tambak lain seperti udang, mujair, nila, ikan mas. Selain itu produk yang
dihasilkan masyarakat Gresik di pamerkan dan dijual, seperti pakaian anak,
kopiah, terompah, sandal, sepatu, ketimang, masakan dan jajanan khas Gresik serta
berbagai keperluan lain untuk perayakan Idul Fitri.
Boleh dikatakan tradisi Pasar Bandeng ini merupakan pameran Hasil produksi
Gresik . Saling bertukar baran jualan antar pedagang seperti kopiah,sarung,
sandal, tang akan digunakan untuk nganyari di area expo apabila hampir usai
itulah tradisi masyarakat Gresik dulu.Yang penting Hari Raya bisa memakai
barang baru.Bagi masyarakat Gresik aktivitas ini justru tumbuh saling mendukung
sebagaimana Sunan Giri dan Nyi Ageng Pinatih mencontohkan perannya sebagai tokoh
agama sekaligus sosok pedagang besar. Sebelum acara pasar bandeng biasanya
selalu di awali dengan acara MALEM SELAWE (Malam ke 25 bulan Ramadhan) yang
dilaksanakan di Situs makam Sunan Giri
Penyelenggaraan Pasar Bandeng oleh Pemerintah Gresik ini selain untuk
melestarikan tradisi, juga untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat
Gresik.Seperti kita ketahui bahwa, Kabupaten Gresik berada di daerah pesisir
pantai utara berbatasan dengan Lamongan, dan sebagian wilayah berdekatan dengan
Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya.
Kolak Ayam
Kolak
Ayam. Kolak ayam merupakan menu buka puasa yang menjadi f avorit warga Gumeno
setiap malam 23 pada bulan ramadhan. Meski namanya kolak ayam, tapi jangan
dibayangin sama seperti kolak pisang, kolak labu, kolak ketela . Ini merupakan
masakan ayam yang berkuah santan .
Tradisi yang
berusia lebih dari 500 tahun ini punya keunikan yaitu orang yang membuat,
memasak dan menyiapkan segala bahan yang digunakan untuk memasak kolak ini
adlah kaum adam. Hal itu merupakan syarat untuk membuat kolak ayam . Meski yang
bekereja adalah kaum adam, kaum hawa tak hanya berdiam
diri menunggu masakan disajikan , tapi mereka punya tugs
yakni memarut kelapa sebagai santan yang dijadikan untuk kolak ayam ini di
rumah mereka masing masing
Msakan yang terdiri
dari ayam suwir, santan, daun bawang, gula merah, ji\nten, air . Berdasarkan
penuturan warga menyebutkan bahwa Kolak ayam sudahmenjadi tradisi.”
Konon ceritanya pada tahun 1451 ketika Sunan Dalem pendiri masjid Gumeno
menderita sakit yang tak diketahui jenis penyakitnya, dan taka ada satupun obat
yangbisa menyembuhkan penyakit yang diderita sang sunan.
Sang Sunan Dalem
mendapat petunjuk dari Allah SWT melalui mimpi setelah mimpi bertemu dengan
Sunan Giri. Dalam mimpi itu diserukan untuk membuat masakan dengan
racikan daging ayam jago, daun bawang, dll untuk dibuat kolak. Setelah berbuka
puasa dengan masakan tersebut , Sunan Dalem berangsur-angsur sembuh. Kejadian
ini bertepatan pada tanggal 22 ramadhan.
Masyarakat Gumeno
sendiri menamai masakan ini dengan nama “Sanggringan” yang
artinya raja yang sembuh dari sakit. Warga meyakini bahwa
kolak ayam ini bisa mengobati segala macam penyakit Tradisi ini merupakan salah
satu bentuk cara yang dilakukan oleh warga Gumeno untuk melestarikan tradisi
Sunan Dalem agar tidak dikalim oleh Negara lain. Selain itu juga
untuk menciptakan kerukunan dan kebersamaan sesame umat muslim.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar